SISTEM PENGKODEAN DATA

0


Sistem pengkodean adalah sebuah metode untuk menyamarkan suatu pesan atau data sehingga hanya pihak–pihak tertentu saja yang dapat membacanya. Karakter-karakter data yang akan dikirim dari satu titik ke titik lain, tidak dapat dikirimkan secara langsung. Sebelum dikirim, karakter-karakter data tersebut harus dikodekan terlebih dahulu dengan kode-kode yang dikenal oleh setiap terminal. Tujuan dari sebuah pengkodean adalah menjadikan tiap karakter dalam sebuah informasi digital yaitu ke dalam bentuk biner untuk dapat ditransmisikan.


Macam-macam Pengkodean Data
Macam-macam kode antara lain: Kode Baudot, Standard Code (Americank figure. for Information Interchange), Kode 4 atau Kode 8, Kode BCD (binary code desimal), Kode EBCDIC. Kode-kode yang sering digunakan pada beberapa sistem komunikasi data dan dikenal oleh berbagai terminal diantaranya adalah Kode Tujuh Bit (ASCII) dan kode Ebcdic.

Kode Tujuh Bit (ASCII)
Kode tujuh bit yang dikenal dengan nama International Alphabet No 5 dari International
Standard Organisation (ISO). Di Indonesia lebih di kenal dengan nama kode ASCII (American Standard Code for Information Exchange). Kode ini menyediakan 128 kombinasi karakter, 22 kode diantaranya digunakan untuk fungsi-fungsi kendali seperti kendali piranti, kendali format, pemisah informasi dan kendali pengiriman.

Kode ini merupakan kode alphanumeric yang paling populer dalam teknik komunikasi
data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya sedangkan bit ke delapan dapat
ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara
even atau odd parity.

























 
kode EBCDIC
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) merupakan set karakter yang merupakan ciptaan dari IBM. Salah satu penyebab IBM menggunakan set karakter di luar ASCII sebagai standar pada komputer ciptaan IBM adalah karena EBCDIC lebih mudah dikodekan pada punch card yang pada tahun 1960-an masih jamak digunakan. Penggunaan EBCDIC pada mainframe IBM masih terbawa hingga saat ini, walaupun punch card sudah tidak digunakan lagi.Seperti halnya ASCII, EBCDIC juga terdiri dari 128 karakter yang masing-masing berukuran 7-bit.

Penggunaan Sistem Pengkodean Data
  • Untuk mencirikan data atau memudahkan pengolahan
  • Meningkatkan efisiensi memori
  • Menjaga fleksibilitas data terhadap perubahan
  • Perlu dirancang sekaligus pada saat perancangan struktur relasi
  • Perlu dokumentasi yang jelas
  • Memerlukan validasi & pengendalian integritas (utamanya: insert, delete, & update)
  • Validasi & pengendalian perlu dilakukan secara tersistem
  • Hanya digunakan dalam basis data, sedangkan pada tampilan monitor, kertas, & cetakan lainnya tetap menampilkan nilai sesungguhnya (kecuali untuk kode yang lazim digunakan)
Tidak perlu diketahui pemakai akhir(end user).

Sumber : http://ratih-matakuliah.blogspot.com/2009/04/karakter-karakter-data-yang-akan.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting